Jarwo suryo Suryo lumebeng ancala Srenging karsa mung nadyan nyumurupono Hari itu ku mengingat hari ini Saat tebak yakinku ini pasti terjadi Hari dimana tanah langit juga samudra kabut pagi menyaksikanku Merekalah saksi menyaksikanku mati Akulah tanah akulah langit Akulah samudra akulah ibumu Beratnya kabut itu seberat rinduku Didinginnya pagi itu ku panggil lagi kau anakku Jika saja menjadi tiada Adalah satu satunya cara Menggapai sadarnya (yang sejatinya) meraih harapnya (yang tiada) Mengelus tangisnya (dia tiada) dan sesalnya Saat ku tiada(yang sejatinya) jadilah ku ada (yang tiada) Di dalam kejamnya (dia tiada) Samudera, debu tanah, langit luas megah, kabut pagi (Kau anakku) Ibu (Kau anakku) Ibu (Kau anakku) Ibu Jejak kakiku belum sampai yang tertuju Gemilang sejarahku hanyalah menara debu Ditanah Indah yang kau tuju menyambut pijakmu Batu panjang capaimu bertuliskan namamu Jika saja menjadi tiada Adalah satu satunya cara Menggapai sadarnya (yang sejatinya) meraih harapnya (yang tiada) Mengelus tangisnya (dan dia tiada) dan sesalnya Saat ku tiada(yang sejatinya) jadilah ku ada (yang tiada) Di dalam kejamnya (dia tiada) Samudera, debu tanah, langit luas megah, kabut pagi (Kau anakku) Ibu (Kau anakku) Ibu (Kemarilah) Ku pilih tiada (Ke pelukku) 'Tuk menjadi ada (Tertidurlah)Ku pilih binasa (Di pangkuku) 'Tuk jadi niscaya (Kau anakku) Ibu (Anakku) Ibu (Kau anakku) Ibu (Kau anakku) Hari itu 'kan jadi saksi Matimu dan aku 'kan hidup kembali