Intip malas terang sinar mentari Kupaksa kepala kaki berdiri Berat mata tutup empat jam Dimana kutinggal rokokku semalam Jatuh bangun kuraih sendok nasibku Tak berubah sejak dua tahun yang lalu Cekung mata kurus kerontang Dan kopi mie instan kulit membalut tulang Tapi ku tidak pernah menyerah Pantang jangan tadahkan tangan Di hati semua sama tinggi Atas bawah akan berpindah ♪ Terjal aspal debu Kampung Melayu Kejar metro mini napas diburu Bergulir roda ke timur Jakarta Dan jejak kaki tinggalkan banyak cerita Wajah letih penuh guratan luka Bergulat melawan tembok hati manusia Tak tahan beban tagihan harus terbayar Terjatuh, limbung, bangkit, ayo coba Tapi kau jangan pernah menyerah Pantang jangan tadahkan tangan Di hati semua sama tinggi Ke atas bawah akan berpindah Dan kau jangan pernah menyerah Pantang diulang tadahkan tangan Nyanyikan, nyanyikan saja lagi Suara kita akan terdengar ♪ Oh-ye-ah, keruh dalam kelam sampah air Ciliwung Rentang tangan kakimu pendek terkurung Mengais iba peluh ibukota Tantang dan nasib kapan giliran tiba Di sini banyak tercecer rongsok derita Tak sedap bau aroma palingkan mata Bantar Gerbang, Kebon Kacang Prumpung, Tanah Tinggi, Priok, Kemayoran Tapi kau jangan pernah menyerah Pantang jangan tadahkan tangan Di hati semua sama tinggi Atas bawah akan berpindah Dan kau jangan pernah menyerah Pantang diulang tadahkan tangan Nyanyikan, nyanyikan saja lagi Suara kita akan terdengar