Lelaki tinggi setara payung Tempat berlindung di kala panas Nak berteduh di kala hujan Mengapa dekat kau bagai ulat? Dalam kepompong menanti sayap Lalu kau hinggap ke bunga-bunga Tiada ladang tak punya rimba Mengapa kanda menawar cinta? Satu kurang, apalagi dua Hidup dimadu, apa rasanya? Bagi ranjang ke sini, ke sana Hidup dimadu, apa rasanya? Engkau bakar kasih tanpa ukur nafsu Beratnya beban wanita Hanyalah air mata yang tercurah kecewa Tak berdaya Kau memeras tebu, sudah punya gula Bukankah sama rasanya? Tidur dengan wanita, diriku kurang apa Kepadamu? (Punya peci) Peci, masih cantik (masih cantik, pakai topi baru lagi) Ho, ho (Punya istri) Sayang, sayang (yang penyayang, masih kurang) Engkau ingin nikah lagi, engkau ingin kawin lagi ♪ Mengapa dekat kau bagai ulat? Dalam kepompong menanti sayap Lalu kau hinggap ke bunga-bunga Tiada ladang tak punya rimba Mengapa kanda menawar cinta? Satu kurang, apalagi dua Hidup dimadu, apa rasanya? Bagi ranjang ke sini, ke sana Hidup dimadu, apa rasanya? Engkau bakar kasih tanpa ukur nafsu Beratnya beban wanita Hanyalah air mata yang tercurah kecewa Tak berdaya Kau memeras tebu, sudah punya gula Bukankah sama rasanya? Tidur dengan wanita, diriku kurang apa Kepadamu? (Punya peci) Peci, masih cantik (masih cantik, pakai topi baru lagi) Ho, ho (Punya istri) Sayang, sayang (yang penyayang, masih kurang) Engkau ingin nikah lagi, engkau ingin kawin lagi