Kututurkan sebuah cerita Kisah sedih yang jadi biasa Kar'na kita menutup mata Menjelang hari raya, Ibu Darmi Membeli semua perlengkapan di pasar Uangnya sedikit tapi harus dapat banyak Terpaksa berhutang walau malu sudah menumpuk Upacara abadi di Bali Katanya demi semesta yang selalu harmonis Ibu Darmi kembali meringis Semesta harmonis, perlu tangisan Bu Darmi, mm Sesampainya di rumah, Ibu Darmi Bergegas memasak makanan untuk semua Makanan sedikit tapi keluarganya banyak Berjuang harmonis walau perut menahan lapar Gemah-ripah, alamnya harmonis Begitu tertulis di brosur pariwisata Ibu Darmi kembali meringis Keluarga harmonis, perlu tangisan Bu Darmi, hm Di tеngah semua derita Ibu Darmi tetap bеrdoa Agar Pulau Seribu Pura Tak menjadi s'ribu pura-pura Mencoba peruntungan, Bapak Darma Mempercayakan nasib pada seekor ayam Uangnya sedikit tapi pengen cepat banyak Tak menambah uang, Pak Darma menambah hutang Menang mungkin, kalah sudah pasti Nampaknya begitu, tulis tangannya Pak Darma Ibu Darmi kembali meringis Pak Darma jadi bengis, Bu Darmi jadi sasaran, hm, hm-em Di tengah semua derita Ibu Darmi bertanya-tanya Apa para dewa di sana T'lah meninggalkan Pulau Dewata? Terlintas di benak Bu Darmi 'Tuk tinggalkan semua ini Tapi jadi janda atau mati Bisa jadi lebih seram ini