Lihat muda pujangga Terang hati lahirnya Takkan ku biarkan jiwa suci dipersetan Emas permata, kacak para perjaka Harus diingat yang Tuhan punya Pembalasan! Baru setahun jagung Dah pandai main harung Belum sampai Sarawak Amboi kemain banyak cekadak! Kau ingat kau siapa Diva ratu dunia? Hei adik manis, ingatlah Fana ini persis Kertas yang ditulis Dengan berus fasis Yang mengkabur habis Yang mendaki Ke menara gading Diterajang ke kiri Empat jari dituding Ke arah rohani sendiri Yang mula dipertikai Mana si polan yang bilang kau dah cuai Dengan nikmat dunia Yang tak bertahan lama Saat kau tumbang Mereka bersorak gembira Pa-pa pa-rap pa-pap-a pa-ra-rapa-pa Perlahan aku berjalan Berjalan berjalan sampai ke bulan Tak berpijak bumi fana Fanatik berlegar-legar di depan mata Aku perlahan aku berjalan Berjalan berjalan sampai ke bulan Tak berpijak bumi fana Fanatik berlegardi depan mata Akulah tuan kamu Otakku tak pernah tepu Mari dengar syarahan Takkan berhenti putaran Gelombang radio digodam Bunyi macam ragam Setinggan ke semidi Sampai rumah agama Air junjung Dilambung sampai terapung Fulus jelata penuh tangan Biar sampai ke pangkal lengan Alang-alang pekasam diseluk Cari berlian sampai ke ceruk Tembus mimpi sambil kau terhangguk Terhantuk ke bumi Mengharapkan balasan Ilahi Tuk tak bina istana dalam Neraka nya nanti Sepuluh jari merangkak Menggapai angkasa Mengharapkan ampun dari pada Yang maha kaya Pa-pa pa-rap pa-pap-a pa-ra-rapa-pa Perlahan aku berjalan Berjalan berjalan sampai ke bulan Tak berpijak bumi fana Fanatik berlegar-legar di depan mata aku Perlahan aku berjalan Berjalan berjalan sampai ke bulan Tak berpijak bumi fana Fanatik berlegar-legar di depan mata aku Perlahan aku berjalan Berjalan berjalan sampai ke bulan Tak berpijak bumi fana Fanatik berlegar-legar di depan mata aku Perlahan aku berjalan Berjalan berjalan sampai ke bulan Tak berpijak bumi fana Fanatik berlegar-legar di depan mata aku Perlahan aku merangkak Menongkah arus yang terus Tak putus membongkak Meliar dari jelak gelak ketawa Yang tak mengenal erti Saat hati mati rohani habis dijoli Dengan kegigihan dalam melayangkan Nafsu berterbangan khayalan Tinggi di udara Tanpa ingatkan Tuhan yang esa Yang mampu jentik nyawa Bersama-sama impian yang Dah pun terlaksana Di mana perginya janji azali Di mana perginya si jati diri Di mana tanyalah di mana Perginya si akal yang maha rasional Setiap helah tangkal Yang masih mampu sangkal Yang makin terungkai bila nafsu tergadai Bila jasad wangi bersepai Menjadi bangkai Yang tak mampu lagi bersatu Menyatukan badan yang Menyembah raja semua hantu Jadi perlahan, aku berjalan Berjalan sampai ke bulan Tak berpijak bumi fana Saat Israfil melaungkan sangkakala!