Bayangkan jika semua jalan meninggalkanmu Dan jarum jam mengikuti badai Sedangkan kamu mencari tujuan Dengan kedua kaki terjepit Matahari tak lagi menerbitkan arah Debu-debu menggelapkan kota Sedangkan kamu mencari pelita Dengan mata semerah darah Berjuta kepala saling berpaling Wajah-wajah tak kenal nama Mereka bergerak di tengah kebisuan Mencari kata-kata yang hilang Langitpun meninggalkan cakrawala Laut dan gunung tenggelam Margasatwa tak bisa lagi berpijak Dan kupu-kupu menangis Di manakah daun-daun bergantung Dan bunga mengembangkan warna Sehingga angin bisa singgah sejenak Embunpun butir bergulir Desa-desa dan kota-kota membeku Hari menjadi kering Kanak-kanak meledakkan meriam perang Tiada lagi congkak dan selisih Di puncak gedung-gedung pencakar angkuh Maut mengirimkan beritanya Di lorong-lorong seluruh kampung Kehidupan mengerami nestapa Oh bumi kita yang satu Jangan biarkan Ia menangisi lama-lama Oh jangan biarkan Jangan biarkan Jangan jangan