Seandainya dulu engkau katakan Dirimu sudah ada yang punya Takkan terlanjur ku menyayangi dirimu Mengapa kau permainkan diriku? Kau anggap diriku boneka Sedangkan kau punya ibu juga adikmu Bagai perahu yang patah dayungnya Terombang-ambing tak tahu ke mana Jangankan untuk tertawa Senyum pun sudah tak bisa Mana surat cintaku? Mana potret diriku? Mana cincin yang putih Yang terukir indah namaku? Mana sumpah matimu? Mana janji-janjimu? Mana buku memori Yang tertulis puisi cintaku? Ambil saja gaun malam yang kau belikan Ambil saja kalung emas yang kau lingkarkan Aku sudah tak sudi Mengapa kau permainkan diriku? Kau anggap diriku boneka Sedangkan kau punya ibu juga adikmu Bagai perahu yang patah dayungnya Terombang-ambing tak tahu ke mana Jangankan untuk tertawa Senyum pun sudah tak bisa Mana surat cintaku? Mana potret diriku? Mana cincin yang putih Yang terukir indah namaku? Mana sumpah matimu? Mana janji-janjimu? Mana buku memori Yang tertulis puisi cintaku? Ambil saja gaun malam yang kau belikan Ambil saja kalung emas yang kau lingkarkan Aku sudah tak sudi Ambil saja gaun malam yang kau belikan Ambil saja kalung emas yang kau lingkarkan Aku sudah tak sudi