Aku dilahirkan Di sebuah pesta yang tak pernah selesai Selalu saja ada yang datang Selalu saja ada yang pergi Hingga hari ini Ada bunga putih dan ungu Dekat jendela rumah dan mereka dapat Memandang dan merasakan Kesedihan dan kebahagiaan Yang tak ada menjadi miliknya Ada potret penuh debu Potret mereka yang pernah hadir Dalam pesta itu, entah sekarang Ke mana mereka setelah mati? Ada yang merindukan Kubur bagi angannya sendiri Ada yang melukis waktu Sebagai ular Ada yang ingin tidur Sepanjang hari hingga Bangun ketika hari penjemputan tiba Agar tak merasakan menit-menit Yang menekan dan berat ♪ Di sana ada meja penuh kue aneka warna Mereka menawarkannya padaku Kucicipi semua, semua enak Itulah sebab aku selalu lapar Sebab ku hanya punya satu kemungkinan Tuhanku, aku terluka Di dalam keindahan-Mu Tuhanku, aku terluka Di dalam keindahan-Mu Dalam keindahan-Mu Aku terluka Dalam keindahan-Mu, Tuhan Aku terluka