Belaian nafasnya hempaskan nestapa Saat ini ia sedang tidak baik-baik saja Luhur laras budaya biarkan apa adanya Demi ia teristimewa Derap jejak tumbuh penuh bangga Sejak pertama datang dan tak mau pulang Temukan jati diri di jalanan ini Saat berbagi cerita tentang hari-hari kita Tetapi seiring waktu ia tampak mulai jemu Jelas kulihat ke atas langitnya mulai tak luas Datanglah kembali ke kotaku ini Penuh gedung tinggi, kini Belaian nafasnya hempaskan nestapa Saat ini ia sedang tidak baik-baik saja Luhur laras budaya biarkan apa adanya Demi ia teristimewa Peringatan mengingatkan tata kota yang tak imbang Pohon berubah beton, sawah jadi rumah mewah Macet jalananku, semrawut otakku Oi! Awas! ♪ Coba sejenak merenung dan dengar kata hatinya Apakah ia berkata "megahkanlah aku"? Bukan pencakar langit buat istimewa Cukup jaga dan jaga semua warisannya Demi ia, Jogjakarta Demi ia, Jogjakarta Demi ia, Jogja, Jogjakarta Demi ia teristimewa, yeay! ♪ Belaian nafasnya hempaskan nestapa Saat ini ia sedang tidak baik-baik saja Luhur laras budaya biarkan apa adanya Demi ia Belaian nafasnya hempaskan nestapa Saat ini ia sedang tidak baik-baik saja Luhur laras budaya biarkan apa adanya Demi ia teristimewa