Aa-aa, aa-aa, aa-aa, aa-aa Ha-aa, ha-aa, ha-aa, aa-aa Kopi hitam tanpa gula Kini tak mampu lagi menghentikan waktu Untukku seperti menjelaskan Tak ada yang nyaman Dalam kenyataan Biarkan saja pahitnya Melekat dalam ingatan Kureguk tanpa mengeluh Aku telah ikhlaskan ketika Secarik kertas, datang menjemputku Cangkir jatuh pecahnya lukai hatiku Langit mendung bulan Maret Kaki melangkah Menembus gerimis pagi Berbaris untuk mendapat angka Ketukan palu di pangku pesakitan Tak ada satupun keceriaan Terlihat di bawah atap itu Dan tak pernah kubayangkan Sebelumnya akan duduk hadir di Tempat seperti ini, seperti mereka Cangkir jatuh pecahnya lukai hatiku ♪ Tak ada satupun keceriaan Terlihat di bawah atap itu. Dan tak pernah kubayangkan Sebelumnya akan duduk hadir di Tempat seperti ini, seperti mereka Cangkir jatuh pecahnya lukai hatiku Pada jagad aku mohon Mudahkanlah urusanku Pada langit aku minta Ringankanlah beban pundakku Pada angin aku mohon Angkatlah semua rasa duka-duka Pada air aku harap Padamkanlah semua masalah hati Pada hati aku minta Jangan berkobar dalam dendam-dendam Pada tanah aku pinta Tetap cengkram telapak kaki iman Pada teman aku minta Jaga tetap lurus arah langkahku Maha Esa aku minta Jawablah doa-doa dan harapanku