Air dicincang tiada putus Visual leburkan isi benak Egoismu kan merajai jiwa e Alasan penuhi isi perut Hancurkan norma berbagai cara Membutakan hati nafsu yang bicara Terbukti meski melebur hati Meski tangan mencengang, bahu memikul lagi Saling sikut di hadapan mencabik hati nurani ooh eee Tak peduli meski terkatung-katung Bagaikan biduk patah, kemudi tak terarah Karena setiap bicara uang dapat hancurkan segalanya, hancurkan segalanya eee Karena uang tak pernah bodohi siapapun Hanya bisa menunjukkan siapa kau sebenarnya di muka bumi Andai bahagia bisa jadi tolak ukur tentang sebuah kekayaan Mungkin ku paling kaya di muka bumi Tanpa uang, uang, dan tanpa uang, uang Karena bahagia tak bisa dibeli dengan uang Bicara api tak pernah dingin Panasnya luapkan isi benak Keserakahan membara di jiwa e Alasan penuhi isi perut Hancurkan norma berbagai cara Membutakan hati nafsu yang bicara e Terbukti semua yang di hadapan Nilai kebenaran kini semakin padam Bahwa kekuasaan lenyap hanya karena sang uang kendalikan ooh eee Tak peduli meskipun . diri Menguburkan nurani, leburkan manusiawi Sungguh miris bagai raga hidup tapi seluruh jiwanya mati, seluruh jiwanya mati Karena uang tak pernah bodohi siapapun Hanya bisa menunjukkan siapa kau sebenarnya di muka bumi Andai bahagia bisa jadi tolak ukur tentang sebuah kekayaan Mungkin ku paling kaya di muka bumi Karena uang tak pernah bodohi siapapun (uang titik kehancuran) Hanya bisa menunjukkan (uang titik kehancuran) Siapa kau sebenarnya (uang titik kehancuran) di muka bumi (bagi yang diperdaya) Andai bahagia bisa jadi tolak ukur (uang titik kehancuran) Tentang sebuah kekayaan (uang titik kehancuran) Mungkin ku paling kaya (uang titik kehancuran) di muka bumi (bagi yang diperdaya) Tanpa uang, uang, dan tanpa uang, uang Karena bahagia tak bisa dibeli dengan uang