Dimanakah dirimu anakku? Tak pernah ku jumpa Aku hanya ingin bercerita Ucap Ayah tiriku Datanglah ku menuju Teras mungil di pelosok desa Seorang pemuda berlayar terdampar Di pulau terpencil Sendiri mengganjil Ia bangun apapun Dari daun yang disusun Jadi gubuk yang cukup 'Tuk bertahan hidup Usaha membuat tanda Yang tersisa hanya tanya Seketika terik membakar gubuk satu-satunya Ia marah kenapa tuhan tega padaku? Apa yang kau rasakan anakku? Jika itu dirimu Murka kah yang kan kau muliakan? Tanya Ayah tiriku Mengangguk ku setuju Tertawa ia pilu hampa Gubuk yang terbakar menciptakan api Lebih besar dari murka sang pemuda Tuhan tega, Tuhan tega, Tuhan a a a a Menyerah ia Lalu kapal berlabuh Murka jadi sukacita sukaria Api menjadi alasanku tuk datang Ucap sang Penolong Ia pun selamat Aku memahami Dan ku peluk ayahku