Yang malam semalam malam ni atau malam itu Yang selama ini alkisah nya tetap satu Yang bertemu ratu atau yang dilontar batu Yang musykil itu aku, kelkatu atau hantu Rembulan purnama yang penuh mahupun terang Terdengar riuhan keramaian atau perang Penglihatan kabur kadangnya mengundang berang Yang ku dengar gema pukul gamelan dan gendang Si empunya gong tembaga Ukirannya berkepala naga naga saga Berpesta wahai lembaga Meriahnya mereka sedia untuk memperaga Sekelian seperangkat dan seangkatan Seakan tak perasan tanpa sekatan Setanggi menyemarakkan lagi Pesta karut jadi gempita larut pagi Aduh neng hadirmu tidak pernah ku seru Aduh neng cukuplah merasuk ikut nafsu Aduh neng ke pindingmu sudah masuk baju Aduh neng aduh neng Namaku neng dayang Nikmati gemalai mayang Diri di tengah gelanggang Mari masuk ikut pandang Nadi iring palu gendang Gong tembaga menitir canang Andainya nanti aku hilang Usah di serang jiwa ku tenang Di rentap selempang saat si lumping berjaga Sembilan penunggang bersedia menghentak raga Dikecap sedulang santapan dari penjaga Sambilan bergendang gamelan berlima warga Memuncak gemuruh nya dalam malam kudusku Setanggi diperasap mantera menghunusku Yang lihat itu nyata yang rasuk ku berkuku Muslihat pintu mata rahsia nya terbuku Aduh Neng hadirmu tidak pernah kuseru Aduh Neng cukuplah merasuk ikut nafsu Aduh Neng ke pindingmu sudah masuk baju Aduh neng aduh neng Sikit-sikit ditarik Perlahan dikepit Hilang rasa serik Yang tinggal hanya nafsu-nafsi Sikit-sikit di tarik Perlahan di kepit Hilang rasa serik Aduh neng hadirmu tidak pernah ku seru Aduh neng cukuplah merasuk ikut nafsu Aduh neng ke pindingmu sudah masuk baju Aduh neng aduh neng Aduh neng